Image of TESIS - PENGARUH DUKUNGAN INFORMASI MELALUI WHATSAPP GROUP TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SELF-EFFICACY REMAJA TENTANG HIV

LAPORAN PENELITIAN

TESIS - PENGARUH DUKUNGAN INFORMASI MELALUI WHATSAPP GROUP TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SELF-EFFICACY REMAJA TENTANG HIV



Peningkatan angka perilaku seks bebas pada remaja dapat menimbulkan
masalah kesehatan seperti rentan tertular atau menularkan penyakit menular seksual
(PMS) serta HIV/AIDS (Puspita, 2017). Perkembangan aktivitas seksual pada masa
remaja menjadikan paparan terhadap infeksi HIV semakin tinggi dan apabila tidak
memiliki kemampuan diri (self-efficacy) untuk mencegahnya maka akan
menyebabkan resiko terjangkitnya infeksi HIV (Wilandika, 2017). Dukungan
informasi melalui WhatsApp dapat meningkatkan fungsi perawatan kesehatan
komunitas untuk pencegahan penyakit, diantaranya dapat mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan kesehatan, melakukan pencegahan penyakit.
Sehingga whatsapp dapat dijadikan alternative dalam memilih sarana promosi
kesehatan reproduksi kepada remaja Selain itu lingkungan sosial harus ikut peduli
dengan kondisi remaja ini sehingga dapat membantu memberikan jalan keluar bila
remaja mengalami masalah (Ida Prijatni, 2016). Berdasarakan penjelasan tersebut,
peneliti merasa perlu melakukan penelitian terkait Pengaruh dukungan informasi
melalui whatsapp group terhadap peningkatan pengetahuan dan self-efficacy
remaja tentang HIV.
Dukungan informasi merupakan salah satu bagian penting dari social
support theory berupa dukungan dalam pemberian saran, sugesti, dan informasi
yang dapat digunakan untuk mengungkapkan atau menyelesaikan masalah (Ko et
al., 2013). Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah infeksi yang menyerang
sistem kekebalan tubuh, khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4 (WHO,
2022b). Faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan HIV-AIDS pada remaja
meliputi jenis kelamin remaja, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor teknologi
dan faktor komunikasi (Nurwati & Rusyidi, 2019). Self-efficacy adalah suatu
keyakinan seseorang akan kemampuan atau kompetensinya atas kinerja tugas yang
diberikan, mencapai tujuan, atau mengatasi sebuah hambatan. Pengetahuan adalah
suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan
telinga terhadap objek tertentu (Wiwi, 2015).
Berdasarkan asumsi teori social support, komponennya yaitu tenaga
kesehatan, anggota keluarga, dan teman sebaya dapat memberikan dukungan dalam
bentuk dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan, dan
dukungan emosional sehingga dapat menghasilkan peningkatan pemahaman
tentang self-efficacy. Pada penelitian ini komponen yang digunakan adalah tenaga
kesehatan dengan bentuk dukungan yang dikirimkan adalah dukungan informasi
berupa promosi kesehatan melalui whatsapp group sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan remaja dan pemahaman tentang self-efficacy untuk dapat melakukan
tindakan kesehatan mencegah terjadinya HIV. Hipotesis penelitian ini adalah dukungan informasi melalui whatsapp group memiliki pengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan remaja dan self-efficacy remaja tentang HIV.
Penelitian ini menggunakan desain studi quasy-eksperimental di SMAN 10
Jakarta dan SMAN 20 Jakarta. Terdiri dari 220 remaja yang dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok kontrol yang diberikan intervensi standar (n=110) dan
kelompok perlakuan yang diberikan intervensi dukungan informasi melalui
whatsap group (n=110). Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisis data
menggunakan uji T berpasangan dan ANOVA. Intervensi dukungan informasi
melalui whatsapp group ini diberikan langsung oleh peneliti sebagai fasilitor yang
dilakukan selama 3 minggu. Pemberian intervensi dari 4 grup dilakukan secara
serentak di waktu dan hari yang sama dengan dipandu oleh masing-masing
fasilitator. Pemberian dukungan informasi melalui whatsapp group ini merupakan
kombinasi dari pemberian informasi tentang HIV melalui file powerpoint yang
diberikan di dalam group setiap seminggu sekali selama 3 minggu, juga video call
group dengan tujuan peneliti menjelaskan secara langsung sekaligus diskusi aktif
dengan remaja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan
pengetahuan pada kelompok kontrol (p=0.054 nilai p-value=0,05) sedangkan
terdapat peningkatan pengetahuan pada kelompok intervensi setelah diberikan
dukungan informasi melalui whatsapp group (p=0.005, nilai p-value=0,05). Begitu
juga dengan self-efficacy bahwa tidak terdapat perubahan pada kelompok kontrol
(p=0.071, nilai p-value=0.05) namun terdapat perubahan secara signifikan pada
kelompok perlakuan diberikan dukungan informasi melalui whatsapp group
(p=0.001, nilai p-value=0.05).
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa terdapat perbedaan
pengetahuan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan melalui WhatsApp group dapat
meningkatkan pengetahuan remaja mengenai HIV/AIDS. hal ini sejalan dengan
penelitian pada siswa remaja yaitu didapatkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
informasi dengan media WhatsApp group terhadap pengetahuan remaja mengenai
HIV/AIDS (Kurniawati et al., 2019). Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol
pada peningkatan self-efficacy remaja terhadap HIV. Hal ini berarti bahwa remaja
yang telah mendapatkan dukungan informasi mempunyai self-efficacy tinggi untuk
mengelola dorongan seksualnya sehingga remaja dapat menghindari perilaku
seksual berisiko yang dapat mencegah HIV. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang menyatakan bahwa remaja mempunyai Self-efficacy yang tinggi dalam
mengelola dorangan seksnya maka ia dapat menghindari perilaku seksual pranikah
(Sumiati, 2018).
WhatsApp group ini dapat menjadi salah satu media dalam
mendukunginformasi tentang HIV pada remaja. Sekolah memiliki peran yang
penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan remaja sehingga harus
menjalankan peran dan fungsinya sehingga remaja tidak melakukan hal-hal yang
mengarah pada perilaku-perilaku negatif. Perawat komunitas dapat memberikan
dukungan, motivasi dan menjadi fasilitator bagi remaja untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mencegah terjadinya HIV/AIDS. Peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan metode pembelajaran untuk meningkatkan self-efficacy pada
remaja.


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit Universitas Airlangga : Surabaya.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
Dokumen Online
Tipe Media
Link Internet Online
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this