Detail Cantuman
Advanced SearchLAPORAN PENELITIAN
TESIS - ANALISIS SURVIVAL PENGARUH RUJUK BALIK DAN TIPE PASIEN TERHADAP KEJADIAN LOST TO FOLLOW-UP PADA PASIEN MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI INDONESIA TAHUN 2014-2015
Tingginya angka insidens TB MDR di Indonesia, dibarengi dengan tingginya tingkat
Lost to Follow-up (LTFU) pada pengobatan pasien TB MDR. Pasien TB resisten obat
memiliki kemungkinan LTFU lebih besar dibandingkan pasien TB sensitif obat
dikarenakan durasi pengobatan yang lebih lama. Selain itu, pasien TB MDR yang tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas memiliki peningkatan risiko kematian akibat
TB. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rujuk balik dan tipe pasien terhadap
kejadian LTFU pada pasien Multidrug-Resistant Tuberculosis (TB MDR) di Indonesia.
Studi dilakukan pada Mei-Juni 2018 di Subdit TB – Direktorat P2PML, Ditjen P2P
Kementerian Kesehatan RI. Desain studi yang digunakan adalah desain studi kohort
retrospektif. Jumlah sampel pada studi ini adalah 961 pasien. Sampel diambil secara
total sampling. Berdasarkan status rujuk baliknya, 86,3% pasien dilakukan rujuk balik
dan 13,97% pasien tidak dirujuk balik. Berdasarkan kategori tipe pasien, 35,17% kasus
kambuh, 5,52% pasien baru, 13,94% pasien pernah LTFU, 23,10% kasus gagal
pengobatan kategori 1, 20,29% kasus gagal pengobatan kategori 2, 1,9% lain-lain
(pasien tidak diketahui riwayat pengobatan TB sebelumnya). Dari studi ini, diketahui
bahwa proporsi kejadian LTFU sebesar 28,40% dengan kumulatif hazard LTFU sebesar
sebesar 1,12 selama 39 bulan pengamatan, sehingga didapatkan hazard rate sebesar
2,88/100 orang-bulan. Hasil analisis multivariabel dengan regresi cox time-dependent
menunjukkan bahwa rujuk balik menurunkan peluang terjadinya LTFU sebesar 46%
(HR 0,54; 95% CI 0,35-0,84) pada kondisi variabel tipe pasien dan umur sama
(adjusted). Untuk tipe pasien, tipe pernah LTFU, gagal pengobatan kategori 2 dan tidak
diketahui riwayat pengobatan TB sebelumnya meningkatkan peluang terjadinya LTFU
masing-masing sebesar 50% (HR 2,02; 95% CI 1,18-3,45), 53% (HR 2,13; 95% CI
1,240-3,66), dan 74% (HR 3,80; 95% CI 1,54-9,36) dibandingkan dengan tipe pasien
kambuh (baseline) pada kondisi variabel rujuk balik, jenis kelamin, dan umur sama
(adjusted). Pada laki-laki, efek tipe gagal pengobatan kategori 2 lebih rendah 0,26 kali
dibandingkan dengan pasien wanita dengan tipe gagal pengobatan kategori 2. Petugas
kesehatan perlu meluangkan waktu yang lebih banyak untuk memberikan komunikasi,
informasi, dan edukasi mengenai pengobatan TB serta mengenai manfaat rujuk balik
kepada pasien TB MDR. Risiko LTFU meningkat pada pasien yang bertipe pernah
LTFU, gagal pengobatan kategori 2, dan tidak diketahui riwayat pengobatan TB
sebelumnya dibandingkan pasien dengan tipe kambuh, karena tipe kambuh sudah teruji
kepatuhannya terhadap pengobatan sebelumnya. Perlunya skrinning tipe pasien dengan
baik untuk mengidentifikasi risiko LTFU berdasarkan tipe pasien sejak awal pasien
memulai pengobatan.
Kata kunci: LTFU, rujuk balik, tipe pasien, TB MDR
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
-
|
Penerbit | Universitas Indonesia : Depok., 2018 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
Dokumen Online
|
Tipe Media |
Link Internet Online
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Noerfitri
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain