ABSTRAK

World Health Organization pada tahun 2021 mencatat prevalensi penyakit gagal ginjal kronik
(GGK) menyebabkan kematian mencapai 786.000 orang setiap tahun. Di Indonesia terjadi
peningkatan dari 0,2% pada tahun 2013 menjadi 0,38% pada tahun 2018 dan Provinsi Jawa Barat
menduduki posisi tertinggi dengan sebanyak 131.846 penderita GGK dan di RSUD dr Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi pada tahun 2023 GGK termasuk 10 penyakit terbesar dengan rata - rata
kasus baru mencapai 8,1%. GGK adalah kondisi ginjal yang mengalami kerusakan struktur sehingga
terjadi penurunan fungsi secara perlahan dan progresif yang terjadi lebih dari 3 bulan. Salah satu
indikator GGK adalah anemia, GGK dengan terapi hemodialialisis dapat mengalami gejala
kelelahan, lemas, mual, muntah dan penurunan nafsu makan yang dapat mempengaruhi status gizi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar hemoglobin berdasarkan status gizi
pada pasien GGK dengan terapi hemodialisis di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi.
Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan penarikan sampel menggunakan
teknik consecutive sampling. Jumlah responden adalah sebanyak 55 orang dan analisis bivariat
menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada
kadar hemoglobin berdasarkan status gizi (p-value = 0,119) pada pasien GGK dengan terapi
hemodialisis di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi. Kesimpulan penelitian ini adalah
kadar hemoglobin pada pasien GGK dengan terapi hemodialisis tidak berbeda berdasarkan status
gizi.
Kata Kunci: Kadar hemoglobin, status gizi, Gagal ginjal kronik, hemodialisis