ABSTRAK

Status gizi seseorang adalah gambaran dari tubuh mereka sebagai hasil dari asupan makanan dan
bagaimana tubuh mereka menggunakan nutrisi yang mereka konsumsi. Salah satu dari tiga
masalah gizi yang dihadapi remaja Indonesia saat ini adalah gizi lebih. Faktor terjadinya gizi
lebih pada remaja yaitu faktor eksternal, seperti tingkat sosial ekonomi, pengetahuan gizi, dan
budaya, serta faktor internal, seperti pola konsumsi, aktifitas fisik, dan kondisi psikologis.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional dengan desain
cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 145 orang yang diambil dengan teknik consecutive
sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner kuesioner Food Frequency Questionnaire
(FFQ), Adolescent Sedentary Activity Questionaire (ASAQ). Hasil penelitian menggunakan uji
chi-square menunjukan pada variabel penelitian frekuensi konsumsi jajanan (0,163) dengan gizi
lebih dan sedentary lifestyle (0,850) dengan gizi lebih. kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak
terdapat hubungan bermakna antara frekuensi konsumsi jajanan dan sedentary lifestyle dengan
kejadian gizi lebih pada remaja di SMA Islam PB Soedirman Kota Bekasi. Kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi jajanan dan sedentary
lifestyle dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMA Islam PB Soedirman Kota Bekasi.

Kata Kunci : Remaja, Jajanan, Sedentary Lifestyle, Gizi Lebih