ABSTRAK

Pendahuluan : Gangguan kesehatan mental masih menjadi salah satu dari sepuluh penyebab utama
beban global. Praktik peresepan yang tidak tepat menyebabkan pengobatan menjadi lebih rumit dan
berbahaya. World health Organization telah mengembangkan standar indikator peresepan untuk
mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat. Tujuan : untuk mengevaluasi pola peresepan obat pada
pasien jiwa dirawat inap salah satu Rumah Sakit Jakarta berdasarkan indikator Peresepan WHO.
Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah observasional non eksperimental dengan desain
studi cross-sectional menggunakan data retrospektif dan teknik consecutive sampling berupa sampel
resep pasien rawat inap yang terdiagnosis skizofrenia, depresi, bipolar, dan gangguan kecemasan
yang berusia 15-59 tahun. Data yang diambil melalui data rekam medik dan lembar resep pasien
dengan jumlah sampel yang digunakan yaitu 116 pasien. Analisa data dilakukan dengan pendekatan
deskriptif kualitatif. Hasil : Jenis kelamin pasien didominasi oleh laki – laki sebanyak 77 pasien
(66,38 %) dengan mayoritas berusia 19 – 44 tahun (Dewasa) sebanyak 87 pasien (75,00 %).
Mayoritas pasien terdiagnosis skizofrenia sebanyak 112 pasien (96,55 %). Golongan obat yang
paling banyak diresepkan yaitu golongan antipsikotik sebanyak 166 obat (56,08 %), umumnya
jumlah obat per resep berisikan 2 – 4 obat sebanyak 89 resep (76,72 %). Hasil Analisis menunjukkan
rata-rata jumlah obat per resep 2,55; peresepan dengan nama generik 55,74 %; peresepan antibiotik
0%; peresepan injeksi 6,42 %; kesesuaian resep dengan formularium rumah sakit 100 %.
Kesimpulan : Penelitian ini menujukkan bahwa indikator rata – rata jumlah obat per resep dan
indikator persentase penggunaan obat generik pada pasien jiwa dirawat inap salah satu Rumah Sakit
Jakarta masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh WHO.

Kata kunci : Indikator Peresepan WHO, Pola Peresepan, Rasionalitas.