Penyebab dalam infeksi nosokomial adalah bakteri. Salah satu bakteri penyebab infeksi
nosokomial yaitu Staphylococcus aureus. Penggunaan antibiotik dengan dosis yang
tepat menjadi pilihan utama dalam mengobati infeksi pada bakteri. Tetapi dalam
praktiknya antibiotik sering digunakan secara tidak tepat sehingga menyebabkan
resistensi bakteri. Resistensi merupakan kondisi dimana antibiotik gagal membunuh
bakteri. Untuk mengurangi masalah tersebut maka harus dilakukan evaluasi sensitivitas
terhadap antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon sensitivitas
bakteri Staphylococcus aureus atcc 6538 terhadap antibiotik golongan penghambat
sintesis dinding sel bakteri dengan konsentrasi 15, 20, 25, dan 30 µg. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan metode Kirby
Bauer dan Kadar Hambat Minimum (KHM) serta menggunakan lima antibiotik sebagai
sampel yaitu Co Amoxiclav, Ampisillin, Amoksisillin, Sefadroksil, dn Penisillin.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yang menunjukan
besarnya diameter zona hambat dan kekeruhan pada metode KHM. Berdasarkan hasil,
kategori sensitif di hasilkan oleh antibiotik Ampisillin, Amoksisillin, Co Amoxiclav,
dan Sefadroxil, sedangkan kategori resisten di hasilkan oleh antibotik Penisillin. Dapat
disimpulkan antibiotik Ampisillin, Amoksisillin, Co Amoxiclav, dan Sefadroksil masih
efektif dalam menghambat pertumbuhan S. aureus.
Kata kunci : Antibiotik, Infeksi nosokomial, Kosentrasi Hambat Minimum, Kirby Bauer,
Resistensi, Staphylococcus aureus