Mahasiswa termasuk tahap perkembangan yang berusia 18-25 tahun. Mahasiswa mulai
memikirkan penampilannya dihadapan orang lain menggunakan persepsi dirinya mengenai
bentuk tubuh. Seseorang yang memiliki citra tubuh positif terdorong untuk berperilaku sehat,
sedangkan dengan citra tubuh negatif akan terdorong untuk melakukan pembatasan
konsumsi makanan. Hal ini akan membuat seseorang untuk dapat mempertahankan dan
mengubah status gizi menjadi normal. Bukan hanya membatasi asupan, tetapi juga terkadang
melewati waktu makan, yang sering dilewati adalah waktu makan selingan, karena
mahasiswa berpikiran mengkonsumsi makanan selingan hanya berdampak pada penambahan
berat badan. Menurut Salsabila (2018), di Kota Bekasi yang memiliki citra tubuh positif
53,8% sedangkan citra tubuh negatif sebanyak 46,2%. Tujuannya untuk menganalisis
hubungan citra tubuh dengan kebiasaan konsumsi makanan selingan (snack) pada mahasiswa
baru STIKes Mitra Keluarga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional dengan 94 sampel mahasiswa baru STIKes Mitra Keluarga yang dipilih dengan
metode consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Body Shape
Questionnaire, Food Record 7 hari, dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil
menunjukkan p-value= 0,000