Image of MAJALAH FOODREVIEW INDONESIA Vol. XV No. 11 November 2020

MAJALAH CETAK

MAJALAH FOODREVIEW INDONESIA Vol. XV No. 11 November 2020



Telah sejak zaman pra-sejarah manusia melakukan kegiatan mengemas pangan, untuk aneka tujuan, seperti menyimpan, mengelompokkan, membagi dan mewadahi produk pangan. Pada dasarnya, salah satu fungsi dasar kemasan adalah sebagai wadah. Bisa dibayangkan betapa repotnya kehidupan manusia jika harus menangani produk pangan seperti biji-bijian dan susu, jika tidak dilakukan tanpa kemasan, tanpa wadah.

Dengan berkembangnya perniagaan pangan, peranan pengemasan produk pangan juga berkembang, memberikan banyak fungsi dan manfaat. Mengemas berarti melindungi produk pangan yang dikemas, baik terhadap kerusakan fisik (benturan, gesekan, goresan, dan lain-lain), terhadap kerusakan kimia (karena reaksi dengan oksigen, uap air dan/atau cahaya) dari lingkungan, mencegah terjadinya kontaminasi; baik kontaminasi karena mikroorganisme, serangga, binatang pengerat; atau pun bahan-bahan kimia pada produk pangan yang dikemas. Mengemas pangan juga bertujuan untuk memberikan kemudahan. Pangan terkemas menjadi lebih mudah ditransportasikan, mudah dilakukan loading dan unloading, mudah dijajakan, dan sebagainya. Pada dunia industri modern, pengemasan juga mempunyai fungsi-fungsi penting lainnya, seperti (i) memudahkan ketertelusuran (traceability), (ii) memfasilitasi pemasaran produk, (iii) mencegah pemalsuan atau pengrusakan (bersifat tamper-proof), dan (iv) mempertahankan keutuhan atau integritas produk, (v) serta memberikan informasi penting tentang produk bagi konsumen.

Penduduk dunia yang semakin menyadari pentingnya keberlanjutan (sustainability) juga mempertanyakan bagaimana proses pengemasan, penggunaan dan pembuangan bahan pengemas berpengaruh terhadap kehilangan dan limbah pangan (food loss and food waste) dan lingkungan. Dan, jawaban kita atas pertanyaan ini merupakan unsur penting untuk mengatasi tantangan utama konsumsi pangan berkelanjutan, yang merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan no. 12 (SDG 12).

Jawabannya adalah kemasan pangan berkelanjutan (Sustainable food packaging); yaitu inovasi kemasan dan pengemasan untuk (i) memastikan keamanan pangan (ii) mengurangi kehilangan dan limbah pangan, dan (iii) memecahkan masalah krusial jangka panjang dari penumpukan sampah kemasan terhadap lingkungan. Untuk kemasan pangan berkelanjutan, inovasi untuk memberikan kemudahan saja jelas tidak cukup. Kemasan pangan berkelanjutan harus memberikan informasi kepada konsumen untuk bisa secara mudah (convenience) menentukan pilihan-pilihan sadar (conscientious choices) yang sesuai dengan nilai keberlanjutan.

Semoga informasi pada FOODREVIEW INDONESIA edisi kali ini, mengenai kemasan berkelanjutan, dapat bermanfaat dalam meningkatkan daya saing produk dan industri pangan Indonesia. Semoga.

Daftar Isi
Forum
Food info- lintas pangan

Perspektif
Menyelamatkan Hasil Panen: Tantangan Keberlanjutan Pangan Indonesia

OVERVIEW
Meningkatkan Nilai Fungsional Kemasan Berkelanjutan
Teknologi Pengemasan untuk Industri Kecil Menengah
Tren Global Inovasi Kemasan

ASOSIASI
Menyikapi Disahkannya Omnibus Law: UU Cipta Kerja

INGRIDIEN
Eksplorasi dan Optimalisasi Bahan Lokal sebagai Ingridien Industri Pangan
Potensi Protein Whey sebagai Ingridien Fungsional
Proses Fermentasi- Inkubasi untuk Biji Kakao Tidak Terfermentasi

LABORATORI


Ketersediaan

M80Q1M 80 2020RAK KOLEKSI BUKUTersedia namun tidak untuk dipinjamkan - TIDAK DAPAT DIPINJAMKAN

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
M 80 2020
Penerbit PT Media Pangan Indonesia : Bogor.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
1907-1280
Klasifikasi
M 80 2020
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Vol. XV No. 11 November 2020
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this