INTISARI

Jinten hitam (Nigella sativa) mengandung senyawa timokuinon yang berefek
sebagai imunostimulan. Ekstrak jinten hitam dikembangkan menjadi SNEDDS
(Self-nanoemulsifying Drug Delivery System) karena masalah kelarutan. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui karakterisasi SNEDDS ekstrak jinten hitam yang
meliputi viskositas, ukuran tetesan nanoemulsi, extract loading, dan stabilitas.
Pengujian aktivitas imunostimulan SNEDDS meliputi rasio sel makrofag dan
indeks fagositosis.
SNEDDS ekstrak jinten hitam dioptimasi dengan metode Simplex Lattice
Design menggunakan software Design Expert 7.1.5., selanjutnya SNEDDS optimal
diuji ukuran tetesan nanoemulsi dan zeta potensial, serta uji viskositas. Uji aktivitas
imunostimulan dilakukan dengan metode biolatex assay terhadap tikus Sprague
Dawley sebanyak 5 tikus/kelompok selama 15 hari dengan pemberian satu kali
sehari yaitu kontrol positif (ekstrak meniran 2,7 mg/tikus), kelompok perlakuan
yaitu ekstrak jinten hitam dengan dosis 200 mg/kgBB serta SNEDDS ekstrak jinten
hitam (200 mg/kgBB), kelompok plasebo berupa formula SNEDDS tanpa ekstrak
jinten hitam, dan kontrol normal,selanjutnya dihitung rasio dan indeks fagositosis
makrofag. Selanjutnya SNEDDS optimal diuji extract loading dan stabilitasnya.
SNEDDS ekstrak jinten hitam optimal mengandung 15% minyak ikan hiu
cucut botol, 67,34% surfaktan (10,10% Croduret 50 SS dan 57,24% Tween 80),
17,66% PEG 400 sebagai ko-surfaktan dengan hasil ukuran tetesan nanoemulsi
16,3 nm, PI sebesar 0,202, zeta potensial -43,5 mV, dan viskositas antara 234,69 –
255,71 cP. SNEDDS ekstrak jinten hitam dengan dosis 200 mg/kgBB dapat
meningkatkan rasio sel makrofag dan indeks fagositosis dibandingkan dengan
ekstrak jinten tanpa formulasi (P