Image of Memahami aneurisma otak ; Mendeteksi dini pecahnya pembuluh darah otak

BUKU TEXT KOLEKSI PERPUS

Memahami aneurisma otak ; Mendeteksi dini pecahnya pembuluh darah otak



Dalam dunia medis, aneurisma dapat didefinisikan sebagai pelebaran dinding pembuluh darah karena lemahnya struktur dinding tersebut. Secara umum, aneurisma terjadi pada pembuluh arteri otak yang dibahas buku ini.

Statistik kedokteran internasional melaporkan 1–5 dari 100 orang memiliki aneurisma otak. Berdasarkan fakta tersebut aneurisma otak bukanlah sebuah penyakit yang langka. Memang benar menegakkan diagnosis aneurisma tidak mudah karena hanya sekitar 10 persen yang memberi gejala klinis. Sisanya tidak bergejala.

Kebanyakan aneurisma otak baru bergejala bila sudah pecah dan menimbulkan stoke, di mana lebih dari separuh aneurisma otak yang pecah akan berakibat fatal. Maka, deteksi dini aneurisma otak sangatlah penting untuk mencegah angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit ini.

Hingga kini masih belum diketahui jelas alasan dan waktu aneurisma pecah. Terdapat beberapa teori, termasuk tekanan, peradangan, dan penuaan. Beberapa faktor risiko utama aneurisma otak adalah usia di atas 40. Semakin tua seseorang, tambah tinggi risiko terserang aneurisma otak. Faktor lainnya: merokok, konsumsi alkohol berlebihan, penyakit tekanan darah tinggi.

Sebab lain, adanya riwayat penyakit otak sebelumnya (kemungkinan tumbuh lagi di tempat lain). Adanya aneurisma dalam keluarga (10–15 persen anggota keluarga akan memiliki aneurisma juga dan cedera pembuluh darah (hal 6–7).

Ada 10 persen penderita aneurisma pecah akan langsung meninggal dan 40 persen lainnya meninggal dalam 30 hari perawatan. Sementara itu, pasien yang selamat 50 persennya akan cacat. Jika sudah telanjur pecah, penderita harus segera mendapat penanganan medis (hal 9).

Bila diasumsikan penduduk Indonesia 250 juta, diperkirakan setiap tahun terdapat 25.000 orang aneurisma pecah. Setiap tahun, sekitar 2.500 orang akan meninggal sebelum dibawa ke rumah sakit. Kita harus ingat, tidak semua memiliki akses cepat ke rumah sakit (hal 10).

Sebanyak 90 persen pasien aneurisma otak sama sekali tidak tahu memiliki penyakit tersebut. Mereka baru mengetahuinya ketika aneurisma pecah. Ada tiga gejala utama, yaitu sakit kepala sangat hebat. Secara mendadak, kepala seperti dipukul palu, muntah, leher terasa kaku, hingga pingsan. Salah satu sisi anggota gerak tubuh mendadak lumpuh.

Jika satu dari gejala-gejala tersebut muncul, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit karena gejala klinis bisa memburuk dengan sangat cepat. Bahkan, dalam hitungan menit. Beratnya gejala yang dialami bergantung besaran robekan dan tinggi tekanan darah pada saat pecah. Pada kasus berat, penderita langsung kehilangan kesadaran (pingsan) atau bahkan koma.

Tentu saja itu sangat menakutkan. Namun, dengan perkembangan ilmu bedah saraf, tingkat kesembuhan pun semakin meningkat. Penanganan aneurisma secara garis besar dibagi menjadi tiga pilihan: observasi, operasi bedah mikro, atau prosedur endovaskuler (hal 61).

Buku ini ditulis untuk menambah wawasan masyarakat tentang penyakit aneurisma otak mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganannya berdasarkan literatur medis berbasis bukti.


Ketersediaan

B001852Q1616.81 TJA mTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
616.81 TJA m
Penerbit Bhuana Ilmu Populer : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
xxi, 125 hlm. ; 25 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-394-226-8
Klasifikasi
616.81 TJA m
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this