Penelitian tentang air banyak dilakukan pada saat ini, tetapi belum ada
yang melakukan penelitian mengenai pengaruh asupan air terhadap pertumbuhan.
Air merupakan komponen terbesar tubuh yang memiliki peran penting dalam
sirkulasi, regulasi dan adaptasi tubuh. Salah satu sistem yang bekerja dengan
bantuan cairan tubuh adalah sistem hormon pertumbuhan IGF-1 (Insulin like
growth hormone 1), hormon ini dihasilkan dari hati dan menghasilkan cairan
seperti insulin yang bekerja untuk membentuk jaringan tulang rawan dan
meregenerasi otot.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asupan air terhadap

pertumbuhan yang meliputi: berat badan, panjang badan dan jumlah hormon IGF-
1. Sehubungan bahwa studi ini berkaitan dengan cairan tubuh dimana tingkat

kekentalan darah dapat mempengaruhi sistem kerja baik hormon maupun jaringan
tubuh maka dilakukan juga pengukuran terhadap kadar hematokrit darah. Pada
studi ini menggunakkan subjek sebanyak 30 ekor tikus betina jenis sprague
dawley dengan berat badan ± 122 gr dengan rentang usia ± 16 minggu. Terdapat 6
perlakuan pemberian asupan air, dimana masing-masing perlakuan
menggunakkan 5 ekor tikus. Perlakuan pemberian air minum yaitu : 1 ml/hari, 3
ml/hari, 6 ml/hari, 9 ml/hari, 12 ml/hari, dan 15 ml/hari.
Perlakuan dilakukan sebelum tikus betina hamil hingga hamil dengan lama
waktu kehamilan ± 23 hari. Setelah tikus betina melahirkan dilakukan
penimbangan berat badan terhadap anak tikus. Pengukuran panjang badan, kadar
hematokrit dan jumlah hormon IGF 1 dilakukan setelah anak tikus berusia 5
minggu/lepas masa sapih.
Desain percobaan menggunakkan rancangan acak lengkap (RAL). Adapun
pengolahan data menggunakkan ANOVA (analysis of variance) dan dilanjutkan
dengan uji lanjutan Duncan dan LSD untuk mengetahui urutan pengaruh dosis
perlakuan terhadap hasil perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata berat anak tikus lahir pada berbagai
perlakuan asupan air adalah berturut turut: 4.36 ± 0.38g , 4.6 ± 0.39g, 5.10 ±
0.31g, 5.25 ± 0.25g, 5.24 ± 0.27g, dan 5.27 ± 0.22g, masing-masing untuk 1ml,
3ml, 6ml, 9ml, 12ml, 15ml. Sementara menunjukkan rata-rata panjang anak tikus
lahir pada berbagai perlakuan asupan air adalah berturut turut: 44.22 ± 1.99mm,
46.20 ± 3.93mm, 3.14 ± 50.69 mm, 52.17 ± 2,48mm, 52.05 ± 2.67mm, 52.48 ±
2.27mm, masing – masing untuk 1ml, 3ml, 6ml, 9ml, 12ml, 15ml.
Hasil ANOVA menunjukkan bahwa pengaruh asupan air terhadap berat
badan adalah sebesar 62.60%, sedangkan pengaruh terhadap panjang badan anak
tikus adalah 76.33%. Hasil tersebut membuktikan bahwa asupan air pada saat
kehamilan induk tikus berpengaruh signifikan terhadap berat badan dan panjang
badan anak tikus yang dilahirkan. Berdasarkan hasil pengukuran hormon IGF-1
dari serum darah anak tikus diperoleh hasil bahwa asupan air tidak berpengaruh
signifikan terhadap hormon IGF-1. Asupan air juga mempengaruhi jumlah anak
tikus yang dilahirkan, dimana induk tikus yang mendapatkan asupan air lebih
sedikit yaitu 1 ml/hari memiliki jumlah anak paling sedikit diantara perlakuan asupan air yang lain, dan memiliki angka mortalitas anak paling tinggi. Pada
perlakuan 1 ml, hanya 7 anak yang bertahan hidup dari 16 anak yang dilahirkan
dalam waktu 24 jam, sedangkan pada perlakuan 3 ml/hari dari 38 anak tikus yang
dilahirkan hanya bertahan hidup 30 anak tikus dalam selang waktu 48 jam. Untuk
perlakuan 6, 9, 12, 15 ml/hari angka kehidupan anak tikus 100%, dimana semua
anak tikus yang dilahirkan dapat terus bertahan hidup.

Kata Kunci: Asupan air, berat - panjang badan, hidrasi, kehamilan, hormon IGF-1.